ZAMAN
PLANTAGENETS
Zaman Plantagenets
ini adalah zaman dimana penguasa atau raja Inggris merupakan keturunan yang
berasal dari daerah Anjou, Perancis. Menurut Pollard (2008:20), berdasarkan latar belakang
raja yang berkuasa, Zaman Plantagenets ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1.
The Angevins dari tahun 1154 sampai tahun 1216
3
Raja, dimulai dari Henry II. Disebut
sebagai The Angevins karena raja-raja ini sebenarnya berasal dari Anjou,
Perancis. Seperti diketahui bahwa Ratu Mathilda menikah dengan pangeran Anjou
yang menguasai kerajaan Angevin dan melahirkan Henry II, sehingga raja-raja ini
tidak hanya berkuasa di Inggris namun juga di Anjou. Kekuasaannya pun semakin
meluas hingga sampai
ke Spanyol ketika Henry II menikahi Eleanor of Aquitane.
2.
The Plantagenets dari tahun 1216 sampai tahun 1399
5 Raja, dimulai dari
Henry III.
3.
The houses of Lancaster and York dari tahun 1399 sampai
1485
5 Raja dimulai dari Raja berumur 10 tahun
Henry IV. Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, 6 raja yang dimulai dari Henry IV ini
merupakan raja berdarah Inggris asli dan hanya sedikit mengalir darah Prancis.
A.
Silsilah Keluarga Kerajaan Inggris
1. Henry
II (1154–1189)
Ia mendirikan sebuah pengadilan kerajaan di
Clarendon, Northampton, dll. Sekaligus mengajarkan rakyatnya untuk mengandalkan
penilaiannya sendiri. Membatasi kekuatan sheriff dan yurisdiksi gereja di
pengadilan Clarendon.
2. Richard
I (1189–1199)
Ia
merupakan pemimpin pasukan Inggris
di Perang Salib dan Perang dengan Perancis.
3. John
(1199–1210)
Ia
merupakan raja terburuk sepanjang
masa di Inggris, dia memerintah Inggris dengan semena-mena, menaikkan pajak
seenaknya bahkan semua binatang ternak di Inggris diklaim olehnya, sehingga
terpaksa menandatangani piagam Magna Charta karena ditekan dari berbagai arah.
4. Henry
III (1216–1272)
Henry III ini dikenal karena memanggil Simon de Montfort ke
dalam rapat parlemen.
5. Edward
I (1272–1307)
Ia
meruapakan raja asli Inggris pertama
sejak Norman menguasai Inggris. Bangkitnya orang-orang Inggris, bahasa Inggris,
militer, dan ekonomi Inggris, dan memimpin perlawanan terhadap Wales dan Skotlandia.
6. Edward
II (1307–1327)
Ia mengangkat kembali monarki dan bahkan para
baron yang dikenal sebagai pemberontak diangkat sebagai bangsawan.
7. Edward
III (1327–1377)
Edward
III merupakan salah satu raja
tersukses di Inggris, memimpin selama 50 tahun dan dibawah kepemimpinannya
Inggris mengalami kemajuan di bidang budaya, sastra, agama, politik,
perdagangan, dan perang. Edward III yang biasa disebut juga sebagai Edward The
Black Prince merupakan pencetus Perang 100 tahun Inggris dengan Perancis.
Dibawah kekuasaannya Inggris mengalami kemenangan gemilang dalam awal-awal perang
100 tahun.
8. Richard II (1377–1399)
Pada masa pemerintahan Richard II mengalami pemberontakan oleh kaum petani.
9. Henry IV (1399–1413)
Bersikap tidak seperti seorang raja, Henry IV malah bersantai karena kesuksesan ayahnya Edward III,
dan langsung diganti oleh anaknya.
10. Henry V (1413–1422)
Mencoba meredakan peperangan dengan Perancis namun
gagal.
11. Henry VI (1422-1461)
Terjadi War of the Roses atau Perang Mawar, Henry VI berhasil menang secara
taktis dalam perang mawar dan menduduki singgasana raja. Henry VI juga langsung
menginvasi Perancis dan berhasil menguasai Orleans, hingga akhirnya Joan of Arc
pahlawan dari Perancis mengalahkannya dan merebut kembali Orleans. Kekalahan
Henry VI di Orleans menandakan awal keruntuhan Zaman Plantagenets dan kekuasaan
Inggris di Norman/Perancis yang susah payah direbut oleh Edward III, The Black
Prince.
12. Edward IV (1461-1483)
Merebut tahta setelah Henry VI dibunuh di Tower of
London
13. Richard III (1483-1485)
Kematian Richard III dalam War of The Roses sekaligus mengakhiri
Zaman Plantagenets.
B.
Sistem Pemerintahan
Zaman ini bisa disebut sebagai zaman barbar. Hukuman
seperti hukum gantung, Hukum drawing and quartering, dan hukum bakar
hingga mati diperkenalkan di Inggris pada zaman ini.
Raja secara perlahan kehilangan kekuasaan absolutnya,
disebabkan karena kekacauan yang dibuat oleh penerus King Richard the
Lionheart, King John. Hal inilah yang menyebabkan John disebut sebagai Raja
terburuk Inggris akibat pemerintahan pada masanya benar-benar tidak adil.
Sehingga Raja terpaksa harus menandatangani piagam Magna Charta dan juga
seorang biasa Simon de Montfort yang mampu menembus parlemen.
Konselir atau penasihat raja menduduki peran penting
dalam kerajaan. Rajanya boleh saja berganti-ganti namun konselirnya tetaplah
dia. Seperti ketika dalam film Robin Hood raja Richard The Lion Heart sedang
dalam Perang Salib, William yang menduduki sebagai penasihat kerajaan menduduki
kepala pemerintahan sementara. Penguasa gereja di Roma yang tidak manusiawi dan korup.
Hal ini menyebabkan terjadinya pembantaian yang dilakukan oleh Richard the
Lionheart di Acre pada masa Perang Salib dan juga orang-orang dapat dijamin
masuk surga oleh pihak gereja Roma dengan membayar sejumlah harta. Dan juga
seperti dalam film King Arthur bahwa orang-orang gereja itu merasa bahwa mereka
merupakan kaki tangan tuhan dan bersikap semana-mena terhadap orang yang mereka
pikir seorang pendosa.
Perkembangan di dunia pendidikan, terutama di Oxford dan
Cambridge yang menjadi pusat pendidikan di Inggris. Tokoh cendekiawan pada masa
ini adalah John Wycliffe dan pengikutnya yang berasal dari Oxford dan
mengkampanyekan kebebasan memeluk agama.
C.
Sosial
·
Seperti
terlihat di dalam film King Arthur dan Robin Hood bahwa kasta-kasta tersebut
masih ada. Bahkan tidak sembarang orang boleh berbicara dengan raja, jangankan
berbicara menatap pun tidak diperbolehkan, sebelum piagam Magna Charta
ditandatangani.
·
Masih
ada perbudakan, hal ini terlihat dalam film King Arthur dimana banyak sekali
budak yang diselamatkan oleh Arthur. Dan Arthur memimpikan sebuah Negara yang
rata dan memiliki derajat yang sama seperti konsep meja bundar miliknya.
·
Mata
pencaharian utama masyarakat masih dalam sektor pertanian dan perikanan. Terlihat
baik dari kedua referensi Robin Hood dan King Arthur, dimana rakyat masih
bergantung pada alam sekitarnya.
·
Rakyat
mulai berani melakukan perlawanan terhadap tirani, terlihat dalam film Robin
Hood dimana rakyat mulai membentuk pasukan pemberontak menentang King John. Dan
juga pada masa pemerintahan Richard II rakyat terutama petani pun memberontak
pada raja.
D.
Kejadian Besar Di Zaman Plantagenets
1.
Perang
Salib (1095 M – 1291 M)
Sebenarnya
secara keseluruhan Perang Salib merupakan suatu kegagalan. Tujuan utama dari
Perang Salib adalah untuk merebut Jerusalem dan Antioch namun Turki terlalu
kuat dan Pasukan Kristiani berhasil dikalahkan. Richard the Lionheart terlibat
dalam Perang Salib yang ketiga, dimana pencapaiannya adalah mampu merebut
Siprus untuk aliansinya Bizantium dan terbunuh ketika dalam perjalanan pulang
ke Inggris. Dan karena beraliansi juga dengan Gereja Roma, Richard the
Lionheart juga melakukan pembantaian di Acre. Yang merupakan asal mula kata
dari massacre yang artinya
pembantaian. Richard the Lionheart juga sangat terlibat dalam Perang Salib
sehingga mengabaikan kekuasaan Inggris di Perancis yang perlahan direbut
kembali oleh Perancis. King Phillip I memanfaatkan kelengahan Richard untuk
membunuhnya dan menyerang Inggris, namun penyerangan berhasil digagalkan.
2.
Perang
100 Tahun (1337 M – 1453 M)
Perang 100
Tahun ini pertama dikobarkan oleh Edward III, The Black Prince. Menurut De
Vries “perang ini telah terjadi pada sekitar tingkat provinsi”. Fernand
Braudel, yang mengutipnya, menambahkan bahwa "Inggris berperan sebagai
sebuah provinsi (atau sekelompok provinsi) dalam unit Inggris-Perancis"
yang merupakan medan perang sekaligus sebuah hadiah (Braudel, 1984:353).
Perang ini
penting karena penggunaan senjata dan taktik baru yang mengakhiri zaman
ksatria, kehadiran pasukan tentara pertama di Eropa Barat sejak masa Kekaisaran
Romawi Timur, perubahan dalam peran para orang-orang bijak dan rakyat miskin,
dan perkembangan penting dalam pertumbuhan bangsa dan monarki baru secara
rata-rata. Perang ini sering dipandang sebagai salah satu konflik terpenting
dalam peperangan zaman pertengahan.
Awalnya Inggris menguasai jalannya perang dibawah
kepemimpinan Edward III, The Black Prince. Namun begitu Edward III meninggal,
Kerajaan Inggris mengalami sengketa perebutan kekuasaan dari kubu York dan kubu
Lancaster yang keduanya merupakan keturunan dari Edward III. Perselisihan dari
kedua kubu inilah yang melahirkan Wars of Roses atau Perang Mawar.
Henry VI
memantapkan keunggulan Kerajaan Inggris setelah berhasil menguasai Orleans,
namun Joan of Arc berhasil menaklukannya sekaligus membuat Kerajaan Inggris
harus kehilangan seluruh kekuasaanya kecuali Calais di wilayah Norman.
3.
The Wars of Roses atau Perang Mawar (1455 M – 1485 M)
Perang perebutan kekuasaan inilah yang menghancurkan
Dinasti Plantagenets. Kematian dari Edward III, The Black Prince meninggalkan
pertanyaan akan siapa yang layak untuk naik takhta. Kedua kubu dari kubu York maupun
Lancaster mengklaim merekalah yang layak untuk menjadi suksesor Edward III.
Karena kubu Lancaster sudah berhasil menduduki takhta
sejak 1399, kubu York mungkin tidak akan pernah untuk mengklaim kembali. Namun
setelah kematian Henry V pada tahun 1422, Henry VI pun berhak untuk naik takhta
meskipun Henry VI berasal dari kubu York. Banyak yang tidak setuju akan hal ini
sehingga pemberontakan pun datang dari segala arah terutama dari kubu
Lancaster.
Referensi
Pollard, A.F. 2010. The
History of England : A study in Political Evolution.-:England
Braudel,
Fernand. 1984. The
Perspective of the World: Civilization & Capitalism, 15th - 18th Century
Volume 3.
No comments:
Post a Comment