Wednesday, 6 May 2015

House of Hanover with Oliver Twist by Charles Dickens


Pembahasan    : Wangsa Hanover
Reference        : “Oliver Twist” by Charles Dickens
 


Wangsa ini menggantikan Wangsa Stuart sebagai raja Britania Raya dan Irlandia pada tahun 1714 dan menjadi penguasa wilayah tersebut hingga kematian Ratu Victoria pada tahun 1901. Mereka kadang-kadang disebut Wangsa Brunswick dan Lüneburg, garis Hannover. Wangsa Hannover adalah cabang muda Wangsa Welf, yang merupakan cabang senior dari Wangsa Este.
Victoria adalah cucu dari George III. Ia menjodohkan anak cucunya dengan wangsa lain di benua Eropa, sehingga mengikat Eropa, dan membuatnya memperoleh sebutan "nenek Eropa." Putranya Edward VII masuk ke dalam Wangsa Saxe-Coburg dan Gotha, yang berasal dari ayahnya, Pangeran Albert. Kepala Wangsa Hannover saat ini adalah Ernst August V, Pangeran Hannover.

Para Penguasa/Raja Wangsa Stuart
1. George I (1714-1727 M) dan George II (1727-1754 M)
Pada awal pemerintahannya Parlemen didominasi oleh Partai Whig yang telah mengalahkan saingannya Partai Tory. Partai ini oleh keluarga Hanover dicurigai sebagai simpatisan keluarga Stuart yang beragama Katolik dan dibantu oleh Perancis. Partai Whig yang terdiri dari Bangsawan tuan tanah, pengusaha dan kaum disenters duduk di “Houseof Lord” (Majelis Tinggi) dan memilih siapa pun yang dikehendaki untuk duduk di “House of Common” (Majelis Rendah).
Pemerintahan George I dan George II sangat lemah. Sebagai pemerintahan Eksekutif dipegang oleh Dewan Menteri/Kabinet yang menganut asas “Solidaritas kabinet”. Dimulai pada tahun 1721 dengan Perdana Menteri Robert Walpole (1721-1742 M). Ia menganut politik Moderat dengan tujuan untuk stabilitas dan kemakmuran dalam negeri. Walpole mundur tahun 1742 karena desakan-desakan untuk perang dengan Perancis mengenai masalah tanah jajahan yang menyebabkan konflik-konflik di derah-daerah koloni di India dan Amerika Utara. Pertikaian dengan Perancis memunculkan “Perang 7 tahun “ (1756-1763 M). Awalnya Inggris mengalami kekalahan, naumn tahun 1757 dibawah Newcastle dan William Pitt berhasil mengalahkan Perancis di Kanada, India serta Prusia (Jerman).

2. George III
George III berhasil memukul mundur Perancis dari Amerika Utara (Kanada dan Meksiko) dan memperkuat posisi di India. Ia berhasil mengambil alih kekuasaan dari Partai Whig dan mendirikan partai baru yaitu “Kings Friends”. Karena kebijakan George III ia mendapat banyak protes baik dari rakyat Inggris maupun dari daerah-daerah koloni di Ameriak Utara yang akhirnya koloni tersebut lepas dari tangan Inggris dan menjadi Negara merdeka denga 13 koloni yang disebut USA (1776) karena adanya pungutan pajak yang besar untuk perang serta pembatasan perdagangan, bea masuk yang tinggi tetapi Inggris menolak untuk mengakuinya. Setelah tiga tahun berperang dengan Inggris, USA memperoleh kemenangan di Saratoga. Tahun 1778 Perancis, Spanyol, dan Belanda bersimpati mendukung USA, tahun 1782 Parlemen mendesak George III untuk menghentikan perang dan berdamai. Dalam perundingan di Paris, Inggris mengakui kemrerdekaan USA. Mendengar kemerdekaan USA, rakyat Irlandia juga melakukan hal yang sama. Pada tahun 1783 badan legisatif dan yudikatif Irlandia lepas dari Parlemen Inggrsis. Hanya badan Eksekutif saja yang masih saja terikat pada Parlemen Inggris.

Parlemen Inggris masa sekarang.
1. Parlemen Britania.
Parlemen Britania yang melakukan siding di Istana Westminster di London, terdiri dari Majelis Rendah dengan Majelis Tinggi. Majelis Rendah beranggotakan 659 Anggota terpilih dalam suatu pemilihan lima tahun sekali, dan masing-masing mewakili satu daerah pemilihan. Sedangkan Majelis Tinggi beranggotakan turun temurun dan anggota seumur hidup, selama anggota itu memiliki keturunan berjenis kelamin laki-laki. Ratu biasanya melantik ketua partai terbesar di Majelis Rendah untuk menjadi Perdana Menteri dan membentuk pemerintahan. Perdana Menteri memilih menteri yang berasal dari partainya di Majelis Rendah dan Majelis Tinggi.
“Oliver Twist” by Charles Dickens
Oliver Twist adalah judul sebuah novel kedua karangan Charles Dickens. Novel ini mengisahkan tentang seorang anak yatim piatu bernama Oliver Twist yang hidup di Inggris pada tahun 1830an. Melalui novel ini, Dickens mengangkat tema kemiskinan, kelas sosial, dan kekerasan yang terjadi pada masa revolusi industri di Inggris.
Dimulai dengan masa kanak-kanaksaya kemudian remaja lalu dewasa kegiatan membaca buku hanya sesekali saja dilakukan, jauh dari istilah menjadi kutu buku, demikian juga buku-buku tak ada yang terkumpul, maklum disibukkan dengan pekerjaan dan lain-lain. Setelah gaek dan pensiun dimulai membaca dan mengumpulkan buku, sebab banyak punya waktu luang. Andai saja waktu bisa diulang maka pasti pertama-tama yang akan dipentingkan adalah membaca buku, karena demikian banyaknya manfaat membaca dalam mendapatkan pengetahuan. Lalu seperti “kegilaan”, untuk mengejar ketinggalan, sekali lagi diusia tua ini mulai giat membaca. Dan demikian banyaknya buku yang menarik dan harus dibaca, termasuk buku-buku klasik, buku-buku tua yang seyogianya telah aku baca itu dahulu sejak masa remaja.


No comments:

Post a Comment