Pembahasan : Wangsa Hanover
Reference : “Oliver Twist” by Charles Dickens
![]() |
|||
![]() |
Wangsa Hannover adalah dinasti kerajaan Jerman yang menguasai Kadipaten Brunswick-Lüneburg (bahasa Jerman: Braunschweig-Lüneburg), Kerajaan Hannover, Kerajaan
Britania Raya, Kerajaan Irlandia, dan Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia.
Wangsa
ini menggantikan Wangsa Stuart sebagai raja Britania Raya dan Irlandia pada tahun 1714 dan menjadi penguasa wilayah tersebut hingga kematian Ratu Victoria pada tahun 1901. Mereka kadang-kadang
disebut Wangsa Brunswick dan
Lüneburg, garis Hannover. Wangsa Hannover adalah cabang muda Wangsa Welf, yang merupakan cabang senior dari Wangsa Este.
Victoria adalah cucu dari George III. Ia menjodohkan anak cucunya dengan
wangsa lain di benua Eropa, sehingga mengikat Eropa, dan membuatnya memperoleh
sebutan "nenek Eropa." Putranya Edward VII masuk ke dalam Wangsa Saxe-Coburg dan Gotha, yang berasal dari ayahnya, Pangeran Albert. Kepala Wangsa
Hannover saat ini adalah Ernst
August V, Pangeran Hannover.
Para Penguasa/Raja Wangsa
Stuart
1. George I
(1714-1727 M) dan George II (1727-1754 M)
Pada awal
pemerintahannya Parlemen didominasi oleh Partai Whig yang telah mengalahkan
saingannya Partai Tory. Partai ini oleh keluarga Hanover dicurigai sebagai
simpatisan keluarga Stuart yang beragama Katolik dan dibantu oleh Perancis.
Partai Whig yang terdiri dari Bangsawan tuan tanah, pengusaha dan kaum
disenters duduk di “Houseof Lord” (Majelis Tinggi) dan memilih siapa pun yang
dikehendaki untuk duduk di “House of Common” (Majelis Rendah).
Pemerintahan
George I dan George II sangat lemah. Sebagai pemerintahan Eksekutif dipegang
oleh Dewan Menteri/Kabinet yang menganut asas “Solidaritas kabinet”. Dimulai
pada tahun 1721 dengan Perdana Menteri Robert Walpole (1721-1742 M). Ia
menganut politik Moderat dengan tujuan untuk stabilitas dan kemakmuran dalam
negeri. Walpole mundur tahun 1742 karena desakan-desakan untuk perang dengan
Perancis mengenai masalah tanah jajahan yang menyebabkan konflik-konflik di
derah-daerah koloni di India dan Amerika Utara. Pertikaian dengan Perancis
memunculkan “Perang 7 tahun “ (1756-1763 M). Awalnya Inggris mengalami
kekalahan, naumn tahun 1757 dibawah Newcastle dan William Pitt berhasil
mengalahkan Perancis di Kanada, India serta Prusia (Jerman).
2. George III
George III
berhasil memukul mundur Perancis dari Amerika Utara (Kanada dan Meksiko) dan
memperkuat posisi di India. Ia berhasil mengambil alih kekuasaan dari Partai
Whig dan mendirikan partai baru yaitu “Kings Friends”. Karena kebijakan George
III ia mendapat banyak protes baik dari rakyat Inggris maupun dari
daerah-daerah koloni di Ameriak Utara yang akhirnya koloni tersebut lepas dari
tangan Inggris dan menjadi Negara merdeka denga 13 koloni yang disebut USA
(1776) karena adanya pungutan pajak yang besar untuk perang serta pembatasan
perdagangan, bea masuk yang tinggi tetapi Inggris menolak untuk mengakuinya.
Setelah tiga tahun berperang dengan Inggris, USA memperoleh kemenangan di
Saratoga. Tahun 1778 Perancis, Spanyol, dan Belanda bersimpati mendukung USA, tahun
1782 Parlemen mendesak George III untuk menghentikan perang dan berdamai. Dalam
perundingan di Paris, Inggris mengakui kemrerdekaan USA. Mendengar kemerdekaan
USA, rakyat Irlandia juga melakukan hal yang sama. Pada tahun 1783 badan
legisatif dan yudikatif Irlandia lepas dari Parlemen Inggrsis. Hanya badan
Eksekutif saja yang masih saja terikat pada Parlemen Inggris.
Parlemen Inggris masa sekarang.
1. Parlemen
Britania.
Parlemen Britania
yang melakukan siding di Istana Westminster di London, terdiri dari Majelis
Rendah dengan Majelis Tinggi. Majelis Rendah beranggotakan 659 Anggota terpilih
dalam suatu pemilihan lima tahun sekali, dan masing-masing mewakili satu daerah
pemilihan. Sedangkan Majelis Tinggi beranggotakan turun temurun dan anggota
seumur hidup, selama anggota itu memiliki keturunan berjenis kelamin laki-laki.
Ratu biasanya melantik ketua partai terbesar di Majelis Rendah untuk menjadi
Perdana Menteri dan membentuk pemerintahan. Perdana Menteri memilih menteri
yang berasal dari partainya di Majelis Rendah dan Majelis Tinggi.
“Oliver Twist” by Charles Dickens
Oliver Twist adalah judul sebuah novel kedua
karangan Charles Dickens. Novel ini mengisahkan tentang seorang anak yatim
piatu bernama Oliver Twist yang hidup di Inggris pada tahun 1830an. Melalui
novel ini, Dickens mengangkat tema kemiskinan, kelas sosial, dan kekerasan yang
terjadi pada masa revolusi industri di Inggris.
Dimulai dengan masa kanak-kanaksaya kemudian remaja lalu
dewasa kegiatan membaca buku hanya sesekali saja dilakukan, jauh dari istilah
menjadi kutu buku, demikian juga buku-buku tak ada yang terkumpul, maklum
disibukkan dengan pekerjaan dan lain-lain. Setelah gaek dan pensiun dimulai
membaca dan mengumpulkan buku, sebab banyak punya waktu luang. Andai saja waktu
bisa diulang maka pasti pertama-tama yang akan dipentingkan adalah membaca
buku, karena demikian banyaknya manfaat membaca dalam mendapatkan pengetahuan.
Lalu seperti “kegilaan”, untuk mengejar ketinggalan,
sekali lagi diusia tua ini mulai giat membaca. Dan demikian banyaknya buku yang
menarik dan harus dibaca, termasuk buku-buku klasik, buku-buku tua yang
seyogianya telah aku baca itu dahulu sejak masa remaja.
No comments:
Post a Comment